Distribusi Kandungan Logam Berat Pb Pada Ekosistem Perairan Kepri

Penulis

  • Vitasari Magister Ilmu Lingkungan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Ani Suryanti Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Febrianti Lestari Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Muzahar Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji
  • Syaefullah Program Studi Magister Ilmu Lingkungan, Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

DOI:

https://doi.org/10.55448/ems.v4i1.73

Abstrak

Banyaknya aktivitas di perairan Kepri dapat menjadi penyebab pencemaran logam berat Pb pada ekosistem maupun biota perairan. Analisis pada kajian ini dilakukan dengan me-review artikel-artikel pada penelitian sebelumnya yang dilakukan di beberapa lokasi di perairan Kepri (Perairan Bukit Bestari, Pantai Pulau Bintan Utara, Perairan Batam, Perairan Tanjung Lanjut dan Perairan Teluk Tanjungpinang). Hasil kajian didapati kandungan logam berat Pb pada air laut berkisar 0,035–0,611 ppm, pada sedimen berkisar 2–15,31 ppm, pada mollusca berkisar 0,16–21,56 ppm, pada udang putih (Penaeus merguiensis) berkisar 0,009–0,0128 ppm, pada lamun (Enhalus acoroides) berkisar 0,1088–5,67 ppm, pada mangrove berkisar 0,45-1,17 ppm dan pada makroalga berkisar 0,86–16,81 ppm. Kandungan logam berat Pb pada Lamun (Enhalus acoroides) paling tinggi ditemukan pada akar yaitu 0,0611 ppm. Perbedaan distribusi tinggi rendahnya kandungan logam berat Pb bergantung terhadap aktivitas yang terjadi diperairan tersebut.

Referensi

Astuti, Widya., 2011. Kandungan Logam Berat Pb (Timbal) pada Lamun Enhalus acoroides di Pesisir Teluk Ambon. Universitas Brawijaya: http://repository.ub.ac.id/id/eprint/132880.

Amelia F., Ismarti, Ramses dan Rozirwan.2019. Biokonsentrasi Faktor Logam Berat pada Kerang dari Perairan Batam, Kepulauan Riau, Indonesia. EduChemia : http://dx.doi.org/10.30870/educhemia.v4i2.5529. Vol 4 (2).

Anam, K., Idris., Syakti, AD. 2019. Analisis Kandungan Logam Berat Pb dan Cd pada Siput Gonggong (Strombus sp) di Perairan Kecamatan Bukit Bestari. Buana Sains : https://doi.org/10.33366/bs.v19i1.1525. Vol 19 No 1: 37 - 46, 2019.

Badan Standarisasi Nasional. 2009. SNI 7387 tahun 2009 tentang Batas Maksimum Cemaran Logam Berat dalam Pangan. Jakarta.

Dahuri, R., J. Rais, S.P. Ginting dan M.J. Sitepu. 2001. Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terapdu. Jakarta: Pradya Paramita. 167.

Darmono. 1995. Logam dalam Sistem Biologi Mahluk Hidup. Jakarta: UI Press. 210 hal.

Dinas Kesehatan Provinsi Kepri. 2002. Sejarah Provinsi Kepri. Sejarah Provinsi Kepri. https://www.dinkesprovkepri.org/index.php/profil/sejarah-provinsi-kepulauan-riau.

Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jabar.2022. Mengenal Bahaya Logam Berat pada Makanan. https://dkpp.jabarprov.go.id/post/696/mengenal-bahaya-logam-berat-pada-makanan.

Efendi, E. 2015. Akumulasi Logam Cu, Cd dan Pb pada Meiofauna Intertitialdan Epifit di Ekosistem Lamun Monotipic (Enhalus Acoroides) Teluk Lampung. Aquasains Vol 3 No 2. https://jurnal.fp.unila.ac.id/index.php/JPBP/article/view/724.

Gunarto. 2004. Konservasi Mangrove Sebagai Pendukung Sumber Hayati Perikanan Pantai. Jurnal Litbang Pertanian, 23(1): 102-130.

Hastuti, E. D., Anggoro S., Pribadi R. 2013. Pengaruh Jenis dan Kerapatan Vegetasi Mangrove terhadap Kandungan Cd dan Cr Sedimen di Wilayah Pesisir Semarang dan Demak. Prosiding Seminar Nasional: Pengelolaan Sumber daya Alam dan Lingkungan.

Herber, R.J.H 2003. The Effect of Tributylltin (TBT) Pollution on Isle of Wigth Dog – Whelk Populations. Newport Isle of Wight: Medina Napery Centre Enviromental & Outdoor Education. Dotnor Lane.

Hanijar, Hesti. 2019. Laut Adalah Tempat Hidupnya Keanekaragaman Biota Budidaya. Repository Reseachgate. https://www.researchgate.net/publication/331673790_laut_adalah_tempat_hiidupnya_keanekaragaman_biota_budidaya_hesti_hanijar.

Hutagalung, H.P. 1984. Logam Berat Dalam Lingkungan Laut. Pewarta Oceana. IX No. 1. Hal 12-19.

Hutagalung, H.P. 1997. Metode Analisis Air Laut, Sedimen dan Biota. Jakarta: PPPO – LIPI. Buku 2.

Iskandar, B.P.S. dan H. Yuliansyah. 1986. Laju Pertumbuhan dan Laju Kematian Gonggong (Strombus canarium) di Perairan Pantai Pulau Bintan Kepulauan Riau. Berkala Perikanan, Terubuk. 22 (66): 12-17.

Ismarti, Ramses, Amelia, F., Suheryanto. 2017. Kandungan Tembaga (Cu) dan Timbal (Pb) pada Lamun Enhalus accoroides dari Perairan Batam, Kepulauan Riau, Indonesia. DEPIK Jurnal Imlu Perairan, Pesisir, dan Perikanan: https://doi.org/10.13170/depik.6.1.5555

Kementrian Negara Lingkungan Hidup. 2004. Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. Kep-51/2004 tentang Pedoman Penetapan Baku Mutu Air Laut. Jakarta.

Kiswara, Wawan.1990. Kadar Logam Berat (Cd, Cu, Pb dan Zn) Dalam Lamun (Zeostera marina L.) Di Belanda. Jakarta

Kong Yap, Chee, Hee Cheng, Ali Karami, dan Ahmad Ismail. 2016. Health Risk Assessments of Heavy Metals Exposure via Consumption of Marine Mussels Collected from Anthropogenic Sites. Science of the Total Environment 553: 285–96.

Mamboya, F. A. 2007. Heavy metal contamination and toxicity Studies of Macroalgae from the Tanzanian Coast. Stockholm University.

Nasution, S. dan Siska, M. 2011. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Sedimen dan Siput Strombus Canarium di Perairan Pantai Pulau Bintan. Jurnal ilmu lingkungan : http://dx.doi.org/10.31258/jil.5.2.p.82-93. Vol. 5 (2).

Palar, H. 1994. Pencemaran & Toksikologi Logam Berat. Jakarta: Rineka Cipta.

Pardi, A., Raza’I, T.S., Viruly, L. 2014. Kandungan Logam Berat Timbal (Pb) pada Udang Putih (Penaeus merguiensis) berdasarkan Tempat Penangkapan Nelayan di Teluk Tanjungpinang Kepulauan Riau. UMRAH: http://jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a03a96d0947c6478e525e/2014/06/JURNAL-ADES-PARDI-090254242001-MSP-20143.pdf

Pratiwi, Asih Resti, Pratomo, A., Willian, N. 2013. Analisis Kandungan Logam Berat Pb dan Cd terhadap Lamun (Enhalus acoroides) sebagai Bioindikator di Perairan Tanjung Lanjut Kota Tanjungpinang.Pusat Jurnal UMRAH: http://jurnal.umrah.ac.id

Rosidah, Siti. 2014. Respon Tumbuhan dan Hasil Tanaman Seledri (Ampium graveolens l) terhadap Konsentrasi Ekstrak Kiri. Banjarmasin: Faperta Unlam. http://opac.lib.unlam.ac.id/id/opac/detail.php?q1=635&q2=SIT&q3=R&q4=-

SEPA (Swedish Environmental Protection Agency). 2000. Environmental Quality Criteria. Coasts and Seas. Swedish Environmental Protection Agency. Report 5052, pp. 51 - 75. https://www.naturvardsverket.se/Documents/publikationer/620-6034-1.pdf.

Simbolon, anna rejeki, Etty Riani, dan Yusli Wardiatno. 2014. Status Pencemaran dan Kandungan Logam Berat pada Simping (PlacunaPlacenta) di Pesisir Kabupaten Tangerang. Depik : https://doi.org/10.13170/depik.3.2.1455. Vol 3 (2): 91–98

Sohrab, Ali Dadolahi, Alireza Nikvarz. 2011. Environmental Monitoring of Heavy Metals in Seaweed ang Associated Sediment from the Strait of Hormuz. I.R. Iran. World Journal of Fish and Marine Sciences 3(6): 576-589.

Svavarsson, J. A. Granmo, R. Ekelund, dan J. Szpunar, 2001. Occurrence and Effects of Organition on Adult Common Whelk Buccinum undatum (Molusca, Gastropods) in Harbours and in a Simulated Dredging Situation. Mar. Poll.Bull. 42: 370-376.

Tomascik, dkk. 1997. The Ecology of the Indonesian Sea part 2. Singapore: Peripilus Edition.

Wilber, C. 1971. The Biological Aspect of Water Pollution. Charles E. Thomas Publ. Spring-Field, Illinois.

Unduhan

Diterbitkan

03-07-2023

Terbitan

Bagian

Artikel Ulasan

Cara Mengutip

Vitasari, Ani Suryanti, Febrianti Lestari, Muzahar, and Syaefullah. 2023. “Distribusi Kandungan Logam Berat Pb Pada Ekosistem Perairan Kepri”. Jurnal Ekologi, Masyarakat Dan Sains 4 (1): 27-37. https://doi.org/10.55448/ems.v4i1.73.